Dalam kurun sepekan paling akhir ini, warga Gorontalo digemparkan dengan penemuan bongkahan batu besar yang disangka batu giok. Tetapi benarkan bongkahan itu adalah batu bernilai?
Liputan6. com pada akhirnya membulatkan tekad menguji kekerasan batu tersebut di Laboratorium Tekhnik Geologi punya Fakultas Matematika serta IPA (MIPA) Kampus Negeri Gorontalo, Sabtu (28/02/2015).
Akhirnya cukup mengagetkan, sesudah melakukan uji kekerasan batu memakai Delux Hardness, tingkat kekerasan batu cuma ada di angka 5.
Kepala Laboratorium Kampus Negeri Gorontalo Intan Noviantari Manyoe menyampaikan, dengan cara teori kekerasan batu giok ada di angka 6 mohs atau umum dimaksud dengan feldspar. Tetapi batu yang diketemukan oleh Razak Karim itu cuma ada di angka 5 atau apatite.
Walau sekian, Intan malas menyimpulkan batu itu giok atau bukanlah. Karena masih tetap ada beberapa tes lain untuk meyakinkan mineral yang terdapat dalam batu itu.
" Dengan cara teori, giok itu mempunyai tingkat kekerasan 6 mohs, namun tadi kita telah saksikan, hanya diangka 5. Namun saya tidak dapat memvonis ini giok atau bukanlah, masih tetap ada cara lain yang lebih akurat, " tutur Intan pada Liputan6. com.
Salah satu pengujian lain menurut Intan yaitu uji mikroskopis. Dengan cara itu laboratorium dapat memperoleh sebagian unsur yang terdapat didalam batu itu.
" Kita masih tetap mesti uji mikroskopis, namun agak lama sih. Karna kita mesti menghaluskan batu dahulu, melalui tes ini kita dapat saksikan kandungan mineral disini (batu), " pungkas dosen Kampus Negeri Gorontalo itu.
Warga Gorontalo pada awal mulanya digemparkan dengan penemuan bongkahan batu besar yang disangka batu giok. Mengakibatkan, banyak orang-orang, mulai orang dewasa sampai anak-anak mendatangi segera tempat penemuan batu itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Bongkahan Batu di Gorontalo Bukan Giok?"